0 3 min 4 weeks

plashoeve.comĀ  – Chelsea melayani Southampton pada pertandingan minggu ke-27 Premier League, Rabu (26/2) pagi hari WIB. Selainnya acara pesta 4 gol The Blues, protres besar dari penggemar di luar stadion dapat sorotan.

Diketahui dari situs mgo777 slot, Chelsea tampil menguasai pada tanding musuh Southampton. Pasukan Enzo Maresca sanggup membuat 4 gol. Ke-4 gol itu dibagikan sama rata oleh Christopher Nkunku, Pedro Neto, Levy Colwill, dan Marc Cucurella.

Berdasar laporan sejumlah media Inggris, banyak penggemar The Blues melangsungkan tindakan protes besar di luar stadion. Mereka sedih berat dengan kepimpinan Todd Boehly dan Clearlake Capital, dan perform jelek team kecintaannya.

Kekesalan ini bukanlah tanpa argumen. Chelsea kesusahan berkompetisi untuk titel juara Premier League. Investasi fenomenal yang digulirkan kenyataannya belum berbuah manis. Penggemar juga menuntut pertanggungjawaban dari pejabat club.

Badai Protes Guncang Stamford Bridge

Beberapa simpatisan Chelsea terang tidak terima dengan keadaan team sekarang ini. Performa inkonsisten dan hasil yang menyebalkan membuat mereka marah. Mereka memandang, kepimpinan Boehly-Clearlake belum sanggup bawa Chelsea kembali lagi ke lajur juara.

Pengeluaran fenomenal di transfer bursa jadi perhatian. Miliaran poundsterling sudah dihamburkan, tetapi tidak ada piala berprestise yang sukses dicapai. Ini pasti membuat penggemar makin sedih dan frustrasi.

Chelsea belanjakan uang banyak untuk beli beberapa pemain tiap transfer bursa dibuka. Namun, beberapa pemain yang dibeli Chelsea malah tidak memberikan kontributor maksimal pada team.

Satu diantara banner yang dibawa penggemar tertulis, “Kami inginkan kalian pergi karena kejahatan pada Chelsea.” Pernyataan itu memperlihatkan begitu besarnya kekesalan dan kemarahan yang dirasa penggemar pada kepimpinan Boehly-Clearlake.

Kepimpinan Boehly-Clearlake Ditanyakan

Kepimpinan Todd Boehly dan Clearlake Capital memang jadi perhatian khusus dalam tindakan protes ini. Banyak penggemar yang menyangsikan kekuatan mereka dalam mengurus club sebesar Chelsea. Termasuk dalam soal transfer pemain.

“Recruitment ini kerap kali didanai oleh pemasaran alumnus sekolah tinggi untuk menyamakan keuangan. Revolusi ini dipegang oleh direktur olahraga Laurence Stewart dan Paul Winstanley,” tulis Football London.

Bersamaan dengan protes itu, ada pula penggemar Chelsea yang mulai rindukan zaman kepimpinan Roman Abramovich. Lumrah saja, pada tangan pria dari Rusia itu, Chelsea menjadi team yang bersaing tidak cuma di Inggris namun di Eropa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *